**SIARAN PERS ITWASUM POLRI** *INOVASI PELATIHAN SISWA POLWAN 2025: Dari Pengabdian Desa hingga SPPG POLRI*

**Jakarta, 17 Mei 2025** — Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) menyelenggarakan Latihan Kerja (Latja) Siswa Diktuk (Inklusif) Bintara Polwan Angkatan ke-57 dan Bakomsus Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat T.A. 2025 selama 10 hari pada tanggal 14-23 Mei 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 456 siswa Polwan sebagai wujud implementasi *Asta Cita* Pemerintah dalam membangun sumber daya manusia unggul berwawasan holistik, sekaligus memperkuat sinergi kepolisian dengan sektor strategis nasional.

*Warna Asta Cita dalam Latja Bintara Polwan Angkatan ke-57 dan Bakomsus Perkuat Ketahanan Pangan & Kesehatan Masyarakat*

Kepala Sepolwan Kombes Pol. Dr. Melda Yanny, S.I.K. M.H Menguraikan bahwa latihan kerja (latja) tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Latja 2025 memperkenalkan format *live-in* di rumah warga selama 10 hari, di mana siswa Polwan :
– Melakukan pendataan kesehatan balita dan remaja melalui pengukuran antropometri.
– Menggerakkan kelompok tani/ternak dengan pelatihan diversifikasi produk pangan.
– Membantu pemasaran produk UMKM berbasis digital.“

Latja 2025 diharapkan menjadi model pendidikan kepolisian yang responsif terhadap kebutuhan zaman. Kolaborasi dengan Bakomsus Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat menegaskan peran POLRI sebagai institusi yang tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga berkontribusi aktif dalam pembangunan nasional.

**Integrasi Pendidikan Asta Cita dalam Pelatihan**
Latja kali ini mengusung pendekatan multidisiplin, menggabungkan kompetensi teknis kepolisian dengan program ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Peserta tidak hanya menjalani pelatihan di Sekolah Pembentukan Perwira Gizi (SPPG) POLRI untuk penguatan kapasitas *Manajemen Beban Gizi (MBG)*, tetapi juga terjun langsung ke masyarakat dalam kegiatan pengabdian berbasis *community policing*.

**Fokus Kegiatan**:
1. **Penguatan Teknis Kepolisian**: Simulasi penanganan kasus kriminal, patroli integratif, dan manajemen konflik.
2. **Ketahanan Pangan**: Pendampingan petani dan nelayan lokal, revitalisasi lahan pertanian, serta inovasi teknologi pertanian presisi.
3. **Kesehatan Masyarakat**: Pengukuran antropometri anak untuk pemantauan status gizi, edukasi pola hidup sehat, dan pencegahan stunting.
4. **Pengembangan Karakter**: Pembentukan sikap mental disiplin, jiwa kebersamaan, dan etika profesi melalui *live-in* di rumah warga.

.**, Kepala Sekolah Polisi Wanita, menegaskan bahwa Latja 2025 dirancang untuk menciptakan Polwan yang adaptif dan berdaya saing:
*”Latja ini bukan sekadar pelatihan, tetapi laboratorium pengabdian nyata. Kami ingin setiap siswa tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan komitmen mengawal *Asta Cita* Pemerintah, khususnya di bidang pangan dan kesehatan. Polwan harus menjadi garda terdepan yang menghubungkan institusi dengan masyarakat.”*

Tambahan Kegiatannya:
Disamping melaksankan praktek FT Kepolisian siswa juga melaksnakan kegiatan
– Bakti kesehatan dalam bentuk Pelayanan Sosial & Kesehatan Dasar termasuk kampanye dan Edukasi gizi kepada masyarakat,
– ⁠Bakti penghijauan melalui penanaman pohon
– ⁠Bakti religi korvei di tempat ibadah, pesantren dll ” bersih2 rumah ibadah”
– Bakti pendidikan : Penerangan dan penyuuluhan di sekolah, madrasah,
– ⁠Sambangi Komunitas dikemasyarakatan misal PKK, karang taruna, ibu2 pengajian lalukan sharing knowledge
– ⁠Simulasi Urban Farming & Edukasi Gizi

*”Latja partisipatif ini memberi ruang bagi peserta mengeksplorasi kemampuan secara kreatif. Target kami adalah membentuk insan Bhayangkara yang profesional, humanis, dan berkarakter kuat.

Di SPPG POLRI, siswa dengan kompetensi gizi terlibat dalam program *capacity building* untuk penanganan malnutrisi, termasuk analisis data gizi wilayah dan penyusunan rekomendasi kebijakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *